Love

Friday, June 20, 2008

Anak Solehah..

Anak adalah anugerah dari Allah SWT Sang Pencipta alam semesta.
Bagaimana kita dapat mendidik dengan baik sesuai dengan ajaran agama yang menjadikan anak-anak kita insan yang berakhlak mulia itu adalah amanah yang harus kita pegang selama kita menjadi orangtua.

Aku sering merenung dengan makna amanah ini, akankah aku akan berhasil menjaga amanah itu dengan baik dan benar. Tapi setidaknya aku akan selalu berusaha mendidik dan menjaga amanahNya dengan baik sesuai kemampuanku.

Sebisa mungkin setiap ada kesempatanku untuk menyelipkan nilai-nilai agama pada aktifitas dan keseharian anak-anak, akan aku lakukan dan terapkan pada keseharian.

- Misalnya bagaimana menerapkan kebersihan lingkungan maupun kebersihan dari anggota badan kita. Contohnya: buang sampah pada tempatnya, mandi minimal 2 kali sehari pagi dan sore, biasakan sikat gigi dan ganti baju menjelang tidur, dan pernah sesekali aku ajarkan untuk berwudhu sebelum tidur.
- Menerapkan setiap memulai aktifitas apapun harus dibiasakan dengan baca basmallah.
- Makan harus dengan tangan kanan.
- Makan dan minum dibiasakan untuk duduk.
- Memakai atau menggunakan sesuatu harus dimulai dengan kanan baru kiri.
- Berdoa sebelum tidur.
- Biasakan cuci muka setelah bangun tidur.
- Cium tangan pada orang yang lebih tua.
- Mengucapkan ‘terimakasih’ atau ‘thank you’ apabila dikasih sesuatu.
- Mengucapkan kata ‘tolong’ atau ‘please’ apabila meminta sesuatu.
- Mengucapkan Assalamu’alaikum ketika masuk dan keluar rumah.
- Dan menjawab salam apabila ada yang mengucapkan salam.
- Dll.

Menerapkan semua aktifitas ini bukan tanpa kendala, bahkan harus penuh perjuangan dan kesabaran, juga proses yang terus-menerus.
Pasti ada saat-saat dimana anak kita yang menolak untuk melakukannya, misalnya menolak untuk sikat gigi, susahnya ketika disuruh mandi karena pasti akan jadi nangis, susahnya untuk makan apalagi diharuskan untuk makan dan duduk di meja makan.
Dan bisa juga karena kurang dukungan dari anggota keluarga yang lain, misalnya anak kita tertidur dengan tidak sikat gigi dulu, tertidur dengan tidak berganti baju, dan mungkin belum makan karena untuk makan susahnya minta ampun, selalu dikeluarkan dan dilepeh.

Terkadang itu adalah sebuah momen kesabaran orang tua menghadapi anak, dan proses untuk terus mendidik dan mengajari nilai-nilai agama.
Paling tidak, pondasi kuat agar bagaimana menerapkan aktifitas sehari-hari dengan baik dan benar, juga sikap disiplin telah pelan-pelan secara langsung ataupun tidak kita ajarkan pada anak kita.

Tapi ketika aktifitas-aktifitas itu bisa dijalani dengan baik tanpa paksaan dan dengan sepenuh hati, duuhh… Subhanallah… bahagianya hati ini, terharu sekali melihat anak sekecil itu sudah bisa menjalaninya dengan senang hati.

Bagiku, mengajarkan Saffa untuk mengucapkan salam dan menjawab salam, mengucapkan terimakasih, meminta dengan kata tolong, meminta tolong membuang sampah, makan dengan tangan kanan, dan menggunakan sesuatu dimulai dengan kanan dahulu lebih mudah dilakukan.
Kenapa lebih mudah… karena Saffa sedang senang-senangnya meniru, ketika kita bilang terimakasih… dia akan cepat mengikuti mengucap terimakasih dan seterusnya.

Pernah aku benar-benar terharu ketika aku berhasil membujuk Saffa untuk sikat gigi sebelum tidur, terus wudhu dan ganti baju sebelum tidur. Subhanallah… mata polos itu, sikapnya yang langsung nurut ketika aku gandeng tangannya menuju ke kamar mandi. Ketika aku berwudhu dengan seksama sambil terheran-heran kebingungan dia melihat dan mengamatiku, sampai saatnya gantian Saffa yang berwudhu, dia melihat keatas kearah wajahku, Karena posisi Saffa ada di depan di bawah kakiku. Lucuuu.. sekali melihat tingkahnya saat itu, dia bingung tapi kemudian aku bantu untuk berwudhu, setelah itu baru deh bereaksi dan berkata “udah mama… udahan aja” he he he… momen itu yang tak akan pernah aku lupakan.

Dan ketika melihat aku sholat, tau-tau Saffa ingin ikutan sholat juga. Sebenarnya sudah sering momen sholat ini kami jalani, tapi baru kali ini aku bisa minta tolong papa untuk mendokumentasikannya. Karena Saffa selalu menghindar untuk difoto saat pakai jilbab, saat pakai jilbab bergoku yang disulap jadi mukena Saffa, atau kalo sedang pakai topi.. pasti langsung dibuka dan langsung menghambur untuk merebut kameranya he he..

Ini foto ketika Saffa belajar sholat denganku.
Mukenanya aku pakaikan dari bergo putihku, dan sarungnya aku pakaikan dari selimut.
He he.. lucu sekali jadinya, karena Saffa belum sempat dibelikan mukena… duh.. kasihan deh.

Saffa lagi sholat berjamaah sama mama





"Saffa, Insya Allah jadi anak solehah ya.. Amiiin.."
Tapi sudah aku niatkan untuk menyempatkan mencari mukena kecil untuk Saffa.

Insya Allah di bulan Ramadhan nanti kita bisa berjamaah sholat tarawih di masjid, atau untuk berjamaah sholat Idul Fitri nanti ya… Insya Allah, kalo Saffa sehat, mama sehat, papa sehat, bunda sehat, eyang sehat, dan semuanya sehat. Kita akan terus melaksanakan sholat berjamaah. Amiin.

Karena Anak Soleh dan Solehah adalah dambaan setiap orangtua terhadap anak-anaknya.

Ely K
20-06-08

Friday, June 13, 2008

Belanja Buku Online dan Sinopsis Tentang Buku

Belanja Buku Online

Sudah hampir beberapa bulan ini, aku lagi seneng dan hobi belanja secara online.
Kayaknya lebih menarik dan langsung bisa dapet apa yang dicari aja. Yup lebih praktis!
Tinggal pilih barang yang diinginkan, masukan kotak belanja, isi form nama dan alamat tujuan yang akan diantarkan, dan pembayaran bisa juga lewat transfer maupun cash on delivery.
Biasanya sih aku lebih seneng belanja buku, karena ada diskon 15% per buku. Lumayan kan kalo beli langsung beberapa buku. Biarpun pake ongkos kirim, tetep aja jauh lebih hemat he he..
Beli beberapa baju dan aksesorispun pernah via online juga, tapi kalo beli sepatu..??
Nggak berani coba-coba deh, karena ga bisa dicoba langsung.
Kalo ukurannya ga pas kan repot balikinnya… hua…



Sinopsis Tentang Buku

Kemaren baru baca buku “Hafalan Shalat Delisa” karya Tere Liye, biasa.. lebih baik telat daripada ga baca samasekali.
Duh.. mengharu biru sekali baca buku itu, benar-benar hidup alur setiap ceritanya, apalagi tentang karakter dan peran-peran yang ditampilkan sebagai sebuah keluarga yang harmonis dan ideal.
Jadi punya gambaran, bagaimana mendidik anak-anak dalam nuansa Islami.

Apalagi ada dialog saat mereka sehabis sholat subuh berjamaah di rumah dan Ummi yang menjadi imamnya. Delisa sebagai anak yang paling bungsu bangkit mendekap umminya dari belakang sambil berkata dengan lirih.. “Delisa… sayaaang ummi karena Allah..!”
Tes.. tes… tak terasa airmata ini jatuh juga dipelupuk mataku.

Betapa sebuah penghargaan kepada orang tua saat anaknya dapat mengucapkan kata-kata sayang yang tercurah karena Allah.

Sebuah pembelajaran yang begitu sederhana, yang didapat dalam cerita tentang seorang anak kecil yang polos, ceria, lincah dan berhati bagai mutiara ini.
Cerita yang begitu dramatis karena diambil dari sebuah tragedy kisah nyata yaitu sunami yang terjadi di Aceh beberapa tahun silam.

Akupun ingin suatu saat nanti anakku dapat mengucapkan kata-kata sakti itu…
“Aku cinta mama karena Allah…!”
Insya Allah..

Akupun ingin mengucapkan rasa cinta ini kepada kedua orangtuaku..
Aku cinta bunda karena Allah..!

Aku cinta ayah karena Allah..!


Ely
13-06-08