Love

Friday, August 31, 2007

Bunda dan Eyang ke Makassar..

: Jadi Ibu rumah Tangga


Sudah hampir 10 bulan ini semenjak Saffa lahir, nyaris aku tak pernah ditinggal pergi ayah dan bunda. Kecuali saat Saffa masih 3 bulan dan aku masih cuti melahirkan selama 3 bulan penuh, aku juga pernah ditinggal orang tuaku pergi ke kampung halaman ayahku dan itupun hanya untuk 2 hari saja.
Tetapi Minggu kemarin aku ditinggal orang tuaku hampir seminggu, dan akupun terpaksa ambil cuti tahunanku yang sisa beberapa hari lagi hiks..hiks (padahal sisa cuti tsb untuk persiapan libur Idul Fitri nanti).

Kami memang memutuskan untuk tinggal bersama oarngtuaku setelah menikah dan mempunyai anak, karena aku harus bekerja. Jadi lebih tenang meninggalkan anak bersama bunda (panggilan buat nenek) dan eyang (panggilan buat kakek)nya. Sedangkan suamiku bekerja di Bogor, dan seminggu sekali dalam sebulan nginap dan menunggu rumah kami yang di Bogor. Selebihnya suamikupun harus rela pulang pergi Jakarta-Bogor agar kami bisa berkumpul bersama. Selama ini sih kami enjoy dan bisa menikmatinya dengan bahagia.

Tapi kemarin ternyata… aku sangat sangat menikmati mengurus Saffa berdua suamiku tercinta yang juga ambil cuti tahunannya. Menikmati saat memandikan Saffa, menyiapkan makanannya sekaligus menyuapinya, mengajaknya bermain dan bercanda.
Punya waktu memasak untuk suami tercinta dan mencoba menu maupun resep baru yang selama ini belum pernah dicoba.
Hm.. benar-benar moment seperti ini yang kemudian aku dambakan karena kebetulan aku adalah seorang ibu yang bekerja juga.

Tak heran beberapa temanku memutuskan untuk menjadi Ibu Rumah Tangga saja setelah menikah dan mempunyai anak. Buatku itu adalah keputusan berat yang harus diambil, dan harus benar-benar punya jiwa yang besar untuk memutuskannya.
Tapi aku salut sama mereka.. aku salut atas keputusannya menjadi Ibu Rumah Tangga sejati yang dengan tulus dan ikhlas melepaskan pekerjaannya demi keluarganya.

Aku sempat berpikir untuk melakukan itu, tapi aku juga berpikir sebaliknya… bukankah aku bekerja juga semata-mata untuk keluarga? Untuk membantu suami tercinta mencari nafkah? Untuk bisa menabung agar kebutuhan anak-anakku kelak terpenuhi, terutama untuk kebutuhan pendidikannya kelak?

Yahh… semuanya pasti ada konsekwensinya, tapi yang pasti aku selalu sebisa mungkin untuk mempunyai waktu-waktu khusus untuk Saffa. Agar waktu yang aku punya untuk Saffa menjadi lebih berkualitas.

Semoga kelak Saffa bisa mengerti dan memahami keadaan mamanya yang juga bekerja diluar. Karena aku juga ingin Saffa menjadi anak yang mandiri, tidak tergantung kepada orang lain.
Kelak bisa menjadi anak mama yang solehah, cantik, cerdas dan bertakwa. Amin.


BINTANG KECILKU
: Saffa Sayang

Teruslah tumbuh menjadi bintang kecilku, sayang
Yang selalu bersinar nan elok mengagumkan
Teruslah tumbuh menjadi bintang kecilku, sayang
Agar kelak kau menjadi sosok teladan

Jadilah dirimu sendiri, yang tak lekang diantara jaman
Kuatkan tekadmu, menuju apa yang kau harapkan..
Berjalanlah lurus kedepan, menghampiri sebuah cita
Pada saatnya kau akan menemukan sebuah impian

Bintang kecilku… Jadilah insan menawan
Yang menapak kokoh dalam setiap liku kehidupan
Jika sesuatu tak sesuai harapan… belajarlah tegar tuk hadapi
Mengarungi ruang samudra mencari seberkas “Kasih Abadi”


-Ely-
310807

No comments: